Cara Optimasi Mempercepat Loading Website Berbasis WordPress

Kecepatan load time Website WordPress Anda lambat? Skor di GTmetrix merah? Skor di Google Page Insight rendah dan tidak hijau? Pingdom Test hasilnya slow? Skor di Webpagetest juga rendah? Lihat solusinya di sini.

Platform WordPress dibangun dengan bahasa pemrograman PHP, yang secara default memang akan mememerlukan waktu render yang lebih lama dibandingkan file HTML statis.

Setiap halaman situs web berbasis WordPress bersifat dinamis; dihasilkan dari informasi yang disimpan dalam database dan/atau file eksternal. Jadi memang secara default, akan membutuhkan waktu yang lebih banyak untuk memuat halaman dibandingkan dengan situs web yang dibangun sepenuhnya menggunakan HTML.

Namun bukan berarti website-website yang dibuat menggunakan CMS WordPress tidak bisa memiliki load time yang cepat. Website ini adalah salah satu contohnya.

Yang perlu dipahami, WordPress pada dasarnya memang dirancang untuk membuat proses membangun website menjadi mudah untuk segala kalangan. Sehingga banyak hal yang dikemas menjadi satu paket agar dapat memenuhi kebutuhan berbagai kalangan tersebut.

Akibatnya, banyak hal yang mungkin sebenarnya tidak sepenuhnya kita butuhkan. Belum lagi kalau kita menggunakan theme dan plugin-plugin yang tidak ‘beautifuly coded‘. Yang sering terjadi, situs WordPress kita akan menjadi semakin bloated.

Penyebab Website Berbasis WordPress Memiliki Load Time Yang Lambat

Bloated. Itu adalah alasan utama yang membuat website-website berbasis WordPress menjadi lambat. Bloated dalam lingkup website memiliki arti: banyak hal yang digunakan yang sebenarnya tidak diperlukan. Ini mencakup semua file yang ada dalam website kita seperti plugin, php code, font, css, javascript, images, dan bahkan database.

Beberapa hal yang sering membuat website berbasis WordPress menjadi lambat:

• PHP Code yang Tidak Rapi dan Ramping dari Theme dan Plugin
  Banyak theme dan plugin WordPress yang (sayangnya) tidak ditulis dengan rapi dan ramping PHP Code-nya. Penggunaan theme dengan PHP Code yang tidak rapi tentu akan membuat proses render lebih lambat dari pada menggunakan theme dengan PHP Code yang beutifuly coded (rapi, ramping, dan sebisa mungkin minimalis).
• Terlalu Banyak CSS dan Javascript
  Selain bersifat render-blocking, terlalu banyak file CSS dan Javascript yang sebenarnya tidak diperlukan akan memperlambat proses render website kita. Belum lagi jika banyak class dan style dari CSS tersebut bersifat override, ini akan membuat browser harus membaca 2x atau lebih. Penggunaan terlalu banyak plugin, terutama yang tidak menggunakan metode conditional loading untuk memuat aset-asetnya, akan turut memperbanyak jumlah file CSS dan Javascript yang harus di-render oleh browser.
• Image Yang Tidak Dikompress dan Dioptimasi
  Gambar yang terlalu banyak, apalagi bila ukurannya terlalu besar, tentu akan memperlambat proses browser dalam me-render halaman. Pertanyaannya, seberapa pentingkah kita memuat file gambar yang berukuran besar dengan resolusi tinggi?
• Terlalu Banyak Font
  Font memang dapat mempercantik tampilan website, tapi terlalu banyak font juga dapat mempengaruhi kecepatan load time website kita. Setiap file yang harus dimuat oleh browser bersifat render-blocking, font tidak terkecuali. Ukuran file dari font umumnya besar (bahkan yang sudah berformat woff/woff2). Bila menggunakan font terlalu banyak, semakin besar pula ukuran halaman yang harus dimuat oleh browser. Ini juga termasuk font-font untuk icon.
• Database Yang Terlalu Besar
  Setiap halaman situs web berbasis WordPress utamanya dihasilkan dari proses render PHP dan informasi-informasi yang tersimpan dalam database. Bila ukuran database terlalu besar, terutama yang berstatus autoload di wp_options, akan memperlambat proses render dari browser.
  Banyak plugin yang menyimpan data di database. Semakin banyak plugin yang digunakan, semakin besar ukuran database dari WordPress kita. Belum lagi, hingga saat ini, masih banyak plugin yang (sayangnya) tidak membersihkan dirinya sendiri dari database walaupun sudah kita uninstall dengan cara yang benar. Sisa database yang tertinggal ini mengakibatkan besar file database menjadi lebih besar dari yang seharusnya dan proses render menjadi lebih lambat.
• Penggunaan Versi PHP Yang Outdated
  PHP adalah bahasa pemrograman yang diproses oleh server (server-side) dan didesain untuk pembuatan website (atau aplikasi apapun yang berbasis web). Semakin baru versinya, kinerja dan performanya semakin baik. Versi PHP terbaru adalah PHP 7, atau lebih tepatnya, PHP 7.4. Penggunaan versi PHP yang sudah outdated (sebelum versi 7), akan membuat proses render menjadi lambat.
• Hosting Yang Buruk
  Performa hosting memiliki peranan yang besar terhadap performa dan kecepatan loading website. Penggunaan Hosting yang buruk akan mengakibatkan slow response time yang akhirnya akan berdampak pada kecepatan TTFB (Time to First Byte) dan proses render halaman secara keseluruhan. Bila semua poin sebelum ini tidak ada masalah dan tidak menjadi penyebab load time website kita lambat, berarti sudah waktunya kita pindah ke penyedia jasa Hosting baru.
• Desain Website Yang Tidak Performance Wise
  Desain website bisa mempengaruhi kecepatan akses dari website itu sendiri. Penggunaan JavaScript related content di area above the fold seperti slider dan carousel membuat area tersebut akan memiliki terlalu banyak jumlah DOM Depth dan file JavaScriptnya akan memperberat proses browser untuk merender suatu halaman. Padahal, area above the fold ini adalah area terpenting dan paling perlu untuk dibuat ramping dan ringan.
  (Faktanya, slider dan carousel menurut riset bahkan tidak memiliki dampak positif terhadap konversi)

Mengapa Kecepatan Load Time Situs Web Penting?

Kecuali bila merek kita sudah terkenal, kecepatan akses dan load time situs web adalah hal yang penting karena:

• Kecepatan Load Time Situs Web yang Lambat Bisa Membuat Pengunjung Pergi
  Hal ini tentu sudah sering kita alami sendiri. Ketika membuka website yang load time nya lambat atau bahkan tidak kunjung terbuka, kita sendiri pasti akan enggan untuk mengunjunginya lagi.
• Performa dan Kecepatan website mempengaruhi Rangking Factor di Google, Bing, dan Yahoo
  Website yang lambat diakses akan membuat pengunjung akan malas menunggu, dan bahkan segera menutup browsernya sebelum browser benar-benar selesai memuat halaman. Hal ini akan meningkatkan bounce rate kita. Akibatnya, mesin-mesin pencari akan menganggap situs kita buruk. Mayoritas search engine menerapkan ini dalam algoritmanya.

Ingat, yang benar-benar penting adalah kecepatan load time website kita secara aktual. Bukan sekedar skor-skor di website-website penghitung skor seperti yang tersebut di atas.

Kita harus peduli dengan ini. Kecepatan load time halaman web bisa mempengaruhi banyak hal, mulai dari traffic website, tingkat bounce rate, hingga konversi.

Tidak ada yang menyukai website yang lambat. Bahkan pengunjung cenderung membencinya.

• Jika itu adalah website blog, kita ingin pengunjung bisa cepat mengakses blog kita dan membaca artikel yang membuat dia tertarik.
• Jika itu adalah website company profile, kita ingin pengunjung bisa dengan cepat melihat dan mempelajari profil usaha kita.
• Jika itu adalah website online shop, kita ingin pengunjung bisa cepat membuka situs kita, mengeksplorasi, dan membeli barang-barang yang kita jual.

Cara Optimasi dan Mempercepat Loading Website berbasis WordPress

Beragam cara bisa kita lakukan untuk mempercepat loading time WordPress.

Kuncinya adalah memperkecil ukuran halaman website kita dan mengurangi jumlah file yang harus dimuat seminimal mungkin.

Langkah-langkah sederhana untuk mempercepat loading website berbasis WordPress:

1. Analisa website kita.
   • Identifikasi masalah-masalah yang membuat situs kita menjadi lambat. Kemungkinannya bisa dari plugin atau manual script yang tidak ditulis atau ditaruh di tempat yang benar.
   • Periksa file-file apa saja yang dimuat oleh situs kita. Kurangi dan perkecil (minimize) ukuran file-nya.
   • Manfaatkan tools-tools penghitung skor di atas. Ikuti saran-saran yang diberikan.
   • Identifikasi masalah-masalah yang membuat situs kita menjadi lambat. Kemungkinannya bisa dari plugin atau manual script yang tidak ditulis atau ditaruh di tempat yang benar.
   • Periksa file-file apa saja yang dimuat oleh situs kita. Kurangi dan perkecil (minimize) ukuran file-nya.
   • Manfaatkan tools-tools penghitung skor di atas. Ikuti saran-saran yang diberikan.
   • Identifikasi masalah-masalah yang membuat situs kita menjadi lambat. Kemungkinannya bisa dari plugin atau manual script yang tidak ditulis atau ditaruh di tempat yang benar.
   • Periksa file-file apa saja yang dimuat oleh situs kita. Kurangi dan perkecil (minimize) ukuran file-nya.
   • Manfaatkan tools-tools penghitung skor di atas. Ikuti saran-saran yang diberikan.
   • Identifikasi masalah-masalah yang membuat situs kita menjadi lambat. Kemungkinannya bisa dari plugin atau manual script yang tidak ditulis atau ditaruh di tempat yang benar.
   • Periksa file-file apa saja yang dimuat oleh situs kita. Kurangi dan perkecil (minimize) ukuran file-nya.
   • Manfaatkan tools-tools penghitung skor di atas. Ikuti saran-saran yang diberikan.
   • Identifikasi masalah-masalah yang membuat situs kita menjadi lambat. Kemungkinannya bisa dari plugin atau manual script yang tidak ditulis atau ditaruh di tempat yang benar.
   • Periksa file-file apa saja yang dimuat oleh situs kita. Kurangi dan perkecil (minimize) ukuran file-nya.
   • Manfaatkan tools-tools penghitung skor di atas. Ikuti saran-saran yang diberikan.
2. Optimasi CSS dan JavaScript

   Kontrol pemuatan CSS dan JavaScript di tiap halaman. Minimal di setiap page-type. Sayangnya, hingga saat ini, masih banyak plugin (dan juga theme) yang memuat aset-asetnya ke semua halaman walaupun kita hanya menggunakan fiturnya di halaman tertentu saja. Tunda (delay), dahulukan (preload), dan hapus (remove/unload) bila memang tidak diperlukan. Kita bisa menggunakan plugin Optimize More untuk melakukan ini.

3. Kompress dan Perkecil Ukuran Gambar

   Kecilkan ukuran file gambar sebelum upload. Kecuali bila website kita adalah website fotografi, kita tidak perlu menampilkan gambar ber-resolusi tinggi.

   Ingat, mayoritas saat ini nyaris semua mengakses website menggunakan perangkat mobile. Memaksa browser untuk memuat gambar dengan resolusi yang sesungguhnya tidak diperlukan adalah hal yang sangat mubazir.

4. Tunda Load Gambar

   Tunda pemuatan gambar dengan metode lazy load. Kita dapat memanfaatkan plugin Optimize More! Images untuk melakukan ini.

5. Optimasi Font

   Semua font bisa dan harus dioptimasi, termasuk google font dan icon font yang seringnya memberatkan. Baca artikel tentang optimasi font untuk mempelajari lebih jauh.

6. Aktifkan Cache

   Manfaatkan plugin cache. Tidak harus yang berbayar. Beberapa plugin cache yang ThinkDigital rekomendasikan adalah:

   • Powered Cache,
   • Surge,
   • WP Rocket,
   • Swift Performance,
   • LiteSpeed Cache,
   • WP Super Cache,
   • WP Fastest Cache,
   • dan Breeze.

   Selain berguna untuk memperkecil TTFB (Time to First Byte), mengaktifkan cache sangat penting agar browser tidak perlu merender ulang semua file dan data setiap kali ia membuka halaman baru.

7. Aktifkan Gzip Compression atau Brotli

   Gzip dan Brotli adalah metode kompresi file via server-side. Gzip compression merupakan salah satu langkah optimasi termudah karena ia dapat mengkompress (memperkecil) ukuran file HTML, CSS, dan Java Script, dengan hanya menambahkan beberapa baris kode di file .htaccess.

   Kita bisa menambahkan baris kode tersebut sendiri atau menggunakan plugin. Beberapa plugin cache yang disebutkan di atas juga dapat menambahkan beberapa baris kode tersebut di .htaccess dan mengaktifkan Gzip tanpa kita perlu membuka Control Panel Hosting kita dan menambahkan sendiri.

   Khusus untuk Brotli, kita perlu memastikan dulu apakah server yang kita gunakan sudah mendukung.

8. Gunakan CDN

   Sebisa mungkin, gunakan CDN (Content Delivery Network) untuk sebanyak mungkin file yang bersifat statis. Tujuannya agar proses render dan pengiriman data berjalan lebih paralel serta mengurangi load server supaya performa website kita lebih stabil.

   Yang harus diwaspadai, penggunaan external resource akan menambah jumlah DNS Look-up yang ujungnya akan menambah latency. Sebaiknya, gunakan maksimal 2 source CDN saja untuk meminimalkan jumlah DNS Look-up.

9. Optimasi Database

   Untuk melakukan ini, kita bisa langsung menggunakan fitur repair dan optimized database dari phpmyadmin yang ada di Control Panel Hosting kita. Bila tidak ingin ber-resiko, kita bisa menggunakan plugin-plugin seperti WP-Optimize dan WP-Sweep.

10. Gunakan Versi PHP Terbaru

    Kita bisa memeriksa ini melalui Control Panel Hosting. Pastikan website kita sudah menggunakan PHP versi 7.4 ke atas (saat ini yang direkomendasikan minimal adalah PHP 8.0). Bila belum, kita bisa mengubahnya sendiri dengan mudah atau minta bantuan ke penyedia jasa Hosting yang kita gunakan.

Ingat, sebelum melakukan cara-cara mempercepat WordPress di atas, kita wajib melakukan backup atas website kita terlebih dahulu agar aman dari resiko kesalahan yang mungkin terjadi saat melakukan langkah-langkah di atas.

Bila semua langkah optimasi di atas sudah dilakukan dan load time website lambat, berarti sudah saatnya bagi kita untuk mempertimbangkan pindah ke hosting yang baru.

Good Luck!

*Baca versi lebih lengkapnya dalam Bahasa Inggris di sini.

Resume

Dari penjabaran di atas, langkah-langkah agar website kita bisa diakses lebih cepat oleh pengunjung adalah:

Tips tambahan untuk memastikan Website kita dapat termuat dengan cepat:

• Pilih hosting dengan performa terbaik.
• Gunakan theme dan plugin yang ringan.
• Sebisa mungkin, hindari Page Builder yang bloated seperti Elementor.
• Hapus dan hindari penggunaan plugin yang tidak perlu.

Butuh bantuan untuk optimasi kecepatan website Anda? Coba jasa mempercepat load time WordPress kami.