Home Trending Search Menu

Tips Memilih Hosting: Pilih Murah atau Cepat?

Hosting adalah layanan yang menyediakan server dan teknologi untuk menyimpan data-data website atau aplikasi di internet. Data ini bisa berupa database, halaman web, gambar, video, dsb. Intinya, hosting adalah layayan penyimpanan data online. Layanan hosting memungkinkan website atau aplikasi dapat diakses melalui internet oleh pengguna di seluruh dunia.

Pilih hosting yang murah atau yang cepat? Tidak ada jawaban yang baku untuk menjawab pertanyaan ini. Semua tergantung pada kebutuhan website kita sendiri.

Jenis Website Mempengaruhi Keperluan Anggaran

Kalau website kita lebih banyak bersifat statis seperti company profile dan portofolio, tidak perlu memilih hosting yang mahal dengan spesifikasi yang tinggi. Biaya yang kita keluarkan tidak akan setimpal dengan keperluan dan tujuan kita membuat website.

Kalau website kita bersifat dinamis dan interaktif serta memiliki traffic yang cukup besar, memilih hosting yang cepat sepertinya adalah pilihan terbaik.

Website yang dinamis memerlukan kapasitas yang cukup besar karena jumlah data dan file yang terus bertambah. Sedangkan website interaktif memerlukan kapasitas Bandwidth, RAM, I/O, IOPS, Entry Process, yang tinggi.

Bila dikelompokkan secara sederhana, pembagiannya adalah seperti ini:

  • Website Statis (Company Profile dan Portofolio)
    1. Harga Hosting: Sangat bisa murah
    2. Spesifikasi yang diperlukan: Standar
  • Website Dinamis dan Interaktif (E-Commerce, Blog, Situs Berita, dsb)
    1. Harga Hosting: Umumnya tinggi
    2. Spesifikasi yang diperlukan: Kapasitas penyimpanan, Bandwidth, RAM, I/O, dan IOPS yang tinggi.

Ingat, cepat tidak selalu mahal. Performa setiap hosting sangat tergantung dari kebijakan masing-masing penyedia hosting dalam meramu produk, dan terutama, racikan sang admin server. Penjelasan lebih lanjut tentang ini bisa ditemukan di bawah.

Pengetahuan Dasar Tentang Hosting yang Harus Kita Kuasai

Sebelum melangkah lebih jauh, ada baiknya kita memahami penjelasan istilah dan spesifikasi hosting ini terlebih dahulu:

  1. Jenis Hosting
    • Shared Hosting
      Ini adalah layanan hosting yang paling basic sekaligus paling populer karena harganya paling terjangkau. Seperti namanya, dalam shared-hosting,
      penyedia hosting membagi-bagi resource dari 1 server dan mengalokasikannya ke banyak klien, sehingga kita akan berbagi resource dalam 1 server dengan banyak pengguna lain. Karena sifatnya berbagi, layanan shared-hosting adalah layanan hosting yang paling murah.
    • Dedicated Hosting
      Ini adalah kebalikan dari shared-hosting. Dalam dedicated hosting, kita tidak akan berbagi resource dengan banyak pengguna lain. Baik CPU Core, RAM, dan spesifikasi lain yang tertera, semuanya dedicated untuk 1 akun hosting.
    • VPS Hosting
      VPS adalah kependekan dari Virtual Private Server. Dalam VPS, kita akan diberi akses ke virtual server. Sehingga kita seakan-akan memiliki server khusus sendiri. Semua resource, baik CPU Core, Ram, dan space, adalah untuk kita sendiri.
      Layanan VPS terbagi jadi 2, Managed VPS dan Unmanaged VPS. Dalam Managed VPS, semua konfigurasi dan bahkan maintenance dilakukan oleh pihak penyedia hosting, seperti layaknya shared dan dedicated hosting. Sedangkan untuk Unmanaged VPS, berarti kita mengkonfigurasi sendiri mulai dari sistem operasi, security software, dan semua kebutuhan lainnya.
    • Cloud Hosting
      Teknologi Cloud Hosting adalah pembaharuan dari teknologi web hosting konvesional. Cloud Hosting adalah hosting virtual yang menggunakan banyak server yang saling terhubung dan bekerja layaknya 1 server yang utuh. Keunggulan dari teknologi ini adalah performa yang lebih terjaga.

      Dengan banyaknya server yang digunakan, uptime dan downtime lebih bisa dikelola karena masing-masing server akan saling berbagi beban kerja. Ketika ada salah satu server yang bermasalah, server yang lain dapat mengambil alih tugas. Ini yang membuat uptime dari cloud hosting umumnya lebih tinggi dari hosting konvensional.
  2. Jenis Media Penyimpanan (Storage)
    • HDD
      HDD adalah jenis media penyimpanan tradisional yang masih menggunakan piringan untuk menyimpan data.
    • SSD
      SSD adalah media penyimpanan yang populer saat ini. SSD menyimpan data dalam chip, dan memiliki kecepatan baca dan tulis jauh lebih cepat dari HDD. Mayoritas penyedia hosting saat ini sudah menggunakan SSD untuk media penyimpanan hostingnya. 
  3. Kapasitas Penyimpanan
    • Unlimited
      Sejak 1 tahun terakhir ini, banyak penyedia hosting (terutama yang terhitung masih baru) menawarkan unlimited storage untuk paket hostingnya. Kompensasinya, limitasinya dipindahkan ke spesifikasi lain. Salah satunya adalah inodes.
    • Limited
      Umumnya, penyedia hosting yang reliable tetap memberikan limitasi kapasitas dalam setiap paket hostingnya. Mereka memilih untuk tidak membatasi spek-sepek wajib di balik layar untuk menjaga performa hostingnya, dan tetap memberikan limitasi bertingkat untuk kapasitas hostingnya. 
  4. Jenis Web Server
    • Apache
      Web server open source yang paling populer di dunia.
    • LiteSpeed
      A drop-in Apache replacement. Web server yang menawarkan performa dan kinerja tinggi dengan kebutuhan tingkat sumber daya yang lebih rendah dan tingkat keamanan yang cukup mumpuni dari Apache.
    • Nginx
      Web server open source yang cepat dan efisien dalam menangani traffic tinggi.
  5. Jenis Database
    Datebase server yang umumnya digunakan adalah MySQL dan MariaDB.
    Baik MySQL dan MariaDB, keduanya sama-sama merupakan sistem manajemen basis data berbasis relasi (Relational Database Management System – RDBMS ) dan menggunakan tabel, batasan (constraints), pemicu (triggers), peran (roles), prosedur tersimpan (stored procedures), dan tampilan (views) sebagai komponen inti yang digunakan.
    Masing-masing tabel terdiri dari kumpulan baris, dan setiap baris berisi kumpulan kolom yang sama, serta menggunakan primary keys untuk mengidentifikasi setiap baris data dalam sebuah tabel, dan foreign keys untuk memastikan integritas referensial antara dua tabel yang terkait.
    MariaDB sebenarnya adalah ‘turunan’ dari MySQL, sehingga struktur basis data dan indeks yang digunakan di MariaDB sama dengan yang digunakan oleh MySQL. Ini membuat kita tidak perlu khawatir, hosting yang kita pilih mendukung keduanya atau hanya salah satu, karena sistem dan struktur data yang sama.
    • MySQL
      Dibangun oleh
      Michael Monty. Awalnya hanya untuk pemakaian pribadi, hingga akhirnya berkembang menjadi software opensouce yang sangat populer. Dalam perkembangannya, MySQL diakuisisi oleh Sun Microsystems pada tahun 2008, dan kemudian menjadi milik Oracle sejak Oracle mengakuisisi Sun Microsystems pada tahun 2009.
    • MariaDB
      Juga dibangun oleh Michael Monty, di tahun yang sama dengan saat Oracle mengakuisisi Sun Microsystems. Banyak penambahan fitur dan peningkatan performa yang dilakukan oleh Michael Monty pada MariaDB. Dari hasil banyak benchmark, MariaDB terbukti memiliki kinerja yang lebih hemat resource namun dengan kecepatan yang lebih unggul dari MySQL.
  6. PHP Support
    PHP adalah bahasa pemrograman yang diproses oleh server (server-side) dan didesain untuk pembuatan website (atau aplikasi apapun yang berbasis web). Tidak semua website dibuat menggunakan PHP. Menggunakan murni HTML pun bisa. Namun, bila website kita menggunakan wordpress, PHP support menjadi hal yang wajib.
    Versi PHP terbaru adalah PHP 7, atau lebih tepatnya, PHP 7.4. Semakin baru versinya, kinerja dan performanya semakin baik. Mayoritas penyedia hosting di Indonesia saat ini, hingga tulisan ini ditulis, baru support hingga versi PHP 7.3, karena memang PHP 7.4 baru saja dirilis pertengahan Desember kemarin (2019).
  7. CPU Core
    Seberapa banyak processor yang tersedia dan dialokasikan dalam suatu paket hosting. Processor berfungsi untuk mengatur semua instruksi dari software ke dalam server. Ia bertugas untuk mengatur jalannya semua program dan aktifitas di dalam server.
    Semakin besar angka CPU Core, di atas kertas akan membuat performa hosting semakin baik.
  8. RAM
    RAM adalah singkatan dari Random Access Memory. Sebelum menyampaikan instruksinya kepada software, CPU/processor akan terlebih dulu menyimpan data ke dalam RAM. RAM bertanggung jawab untuk menyimpan dan menyediakan, untuk sementara, semua data yang diperlukan untuk menjalankan program atau aplikasi.
    Sama seperti CPU Core, semakin besar angka RAM yang disediakan, di atas kertas akan membuat performa hosting semakin baik.
  9. Bandwidth
    Kapasitas (kecepatan dan jumlah) konsumsi/transfer data antara server hosting > situs web > pc/laptop/hp yang terhubung (mengaksesnya) dalam waktu tertentu, dan dihitung dalam satuan waktu (bytes per second / bps). Semakin besar bandwidth berarti semakin banyak pengunjung yang dapat mengakses website kita. Umumnya, penyedia hosting memberikan limitasi untuk ini (biasanya dihitung per bulan). Sebagian tidak (unlimited).
  10. Jumlah Add-on Domain:
    Jumlah domain tambahan yang bisa kita tambahkan dalam 1 paket hosting. Di masa sekarang, banyak penyedia hosting yang tidak memberikan batasan untuk ini (unlimited). Sebenarnya, limitasi add-on domain ini juga berguna untuk menjaga performa hosting secara keseluruhan, khususnya tipe shared-hosting.
  11. I/O (Input/Output) Usage:
    I/O adalah kecepatan read and write dari hosting kita. Penyedia hosting biasanya memberikan limitasi untuk pemakaian I/O ini. Umumnya mulai dari 1MB/s hingga 5MB/s. Semakin tinggi semakin baik.
  12. IOPS (I/O Per Second):
    Seberapa banyak I/O yang dapat diproses hosting kita setiap detiknya. Angka standar untuk ini adalah 1.024, 2.048, dan seterusnya.
  13. Entry Process:
    Seberapa banyak PHP Script yang berjalan pada satu waktu. Lagi, biasanya penyedia hosting menerapkan limitasi untuk ini. Limitasi ini sebenarnya adalah hal yang positif, karena alasan performa dan keamanan, terutama untuk shared-hosting.
    Standar limitasi Entry Process ini adalah 20, 30, 50, dan seterusnya. Di Panel Kontrol akan terlihat angka 0/20, 0/30, 0/50, dan seterusnya. Angka limitasi yang umum ditemui adalah 20.
    Batas Entry Process sebesar 20, bukan berarti hanya 20 orang saja yang bisa membuka website kita secara bersamaan dalam waktu yang sama. Entry Process hanya membutuhkan waktu sepersekian detik untuk menyelesaikan tugasnya kok. Yang perlu dipikirkan juga, seberapa besar prosentase kemungkinan website kita dibuka oleh 20 orang secara bersamaan dalam waktu yang benar-benar sama? Kemungkinannya sangat kecil.
  14. Jaminan Uptime:
    Jaminan Uptime adalah SLA (Service Level Agreement) untuk waktu aktif/online hosting kita dari penyedia hosting. Biasanya tersebut angka Jaminan / Garansi Uptime 99.9%. Ini berarti, pihak penyedia hosting kita memberikan jaminan maksimal downtime adalah 1 menit 26 detik per hari, 10 menit 4 detik per minggu, 43 menit 49 detik per bulan, dan 8 jam 45 menit per tahun. Bila sampai terjadi di bawah batasan jaminan uptime itu, penyedia hosting yang baik akan memberikan kompensasi.
    *Untuk melihat kalkulasi uptime bisa dilihat di sini.
  15. Batasan Inodes
    Inode adalah struktur data yang digunakan untuk menyimpan data meta file. Jumlah inode dalam control panel mewakili jumlah file dan folder secara kolektif yang ada dalam akun hosting kita (misal dalam akun hosting kita ada 2 folder yang masing-masing berisi 4 file, berarti jumlah inodes-nya adalah 10). Batasan jumlah inodes biasanya diterapkan pada paket hosting dengan kapasitas unlimited.
    Jika website kita menggunakan wordpress, walaupun sebenarnya jumlah inodes dapat dikelola, kita wajib concern tentang ini.
  16. Security dan Proteksi
    Memilih hosting untuk website yang sudah memiliki fitur security-nya sendiri statusnya wajib. Ini akan memperingan usaha kita untuk meningkatkan security website yang kita miliki. Hosting modern saat ini biasanya sudah memiliki fitur security seperti Anti DDOS, Firewall & Malware Protection, dan lain sebagainya.
  17. Panel Kontrol
    Panel Kontrol dalam hosting adalah panel dengan antarmuka berbasis web yang disediakan oleh layanan web hosting untuk mengontrol, mengubah, dan mengisi paket hosting. Termasuk di dalamnya, instalasi Content Management System (seperti WordPress, Joomla, Drupal, dsb), instalasi SSL, membuat dan mengubah database, dan masih banyak lagi.
    Panel Kontrol yang paling populer adalah cPanel. Namun karena harganya sekarang tinggi, banyak penyedia hosting yang berganti ke Plesk dan Direct Admin. Hal ini tidak perlu terlalu kita pusingkan. Karena baik cPanel, Plesk, maupun Direct Admin, ketiganya sama-sama mudah untuk dioperasikan, dan tidak ada pengaruh pada performa website kita. Ketiganya pun sudah dibekali dengan software manajemen instalasi untuk menginstal software-software yang kita butuhkan untuk website kita.
  18. Fasilitas Tambahan:
    • SSL
      SSL adalah singkatan dari Secure Socket Layer. Fungsinya sebagai lapisan keamanan untuk melindungi transaksi di website kita dengan teknologi enkripsi data; agar sebuah situs web dapat membuat sambungan serta transfer data yang aman dan terenkripsi dengan browser pengakses.
      Website yang memiliki sertifikat SSL alamatnya akan berubah menjadi https, seperti https://thinkdigital.co.id.

      Rata-rata penyedia hosting saat ini sudah menyediakan fasilitas sertifikat SSL ini secara gratis dalam paket hostingnya.
    • Installer Script
      Fasilitas Installer Script seperti Softaculous ini penting. Karena ini akan memudahkan kita menginstall software Content Management System seperti wordpress untuk website kita.
      Mayoritas penyedia jasa hosting saat ini sudah menyertakan Softaculous Apps Installer dalam paket hostingnya.
    • Backup
      Fasilitas backup data sudah menjadi kebutuhan dasar dari semua web hosting. Ini penting karena kita tidak dapat memprediksi error-error yang mungkin akan terjadi.
      Mayoritas penyedia jasa hosting saat ini sudah memiliki layanan backup. Frekuensinya yang berbeda-beda. Biasanya mulai dari setiap 1 minggu atau setiap 1 bulan.

Teliti sebelum memilih. Pastikan tidak ada hidden cost atau bahkan hidden specs.

Penyedia hosting yang baik adalah penyedia hosting yang transparan dalam menginformasikan spesifikasi masing-masing produk hostingnya. Bila ada dari daftar di atas yang tidak dapat kita temukan di website penyedia hosting yang kita incar, tanyakan langsung ke Customer Support-nya untuk mendapatkan informasi yang jelas.

Yang Perlu Kita Pastikan Di Awal

Hal dasar yang perlu kita pastikan terlebih dahulu saat hendak memilih hosting untuk website Anda:

  1. Kredibilitas dan Badan Usaha:
    Pilih penyedia hosting dengan latar belakang yang jelas dan rekam jejak yang positif. Penyedia hosting yang memiliki badan hukum resmi untuk usahanya adalah jaminan awal untuk keamanan website kita.
  2. Harga Registrasi dan Harga Renewal
    Banyak sekali penyedia jasa hosting yang memberikan harga promo untuk akuisisi pelanggan baru. Bahkan sering, potongan harganya bisa sampai 50% dari harga normal paket hostingnya.
    Yang harus kita ketahui detail terlebih dulu, apakah potongan harga itu juga berlaku biaya untuk perpanjangan? Biasanya, untuk biaya perpanjangan yang sama dengan harga promo pembelian awal, penyedia jasa hosting menggunakan istilah ‘recurring’ dalam harga promonya.
    Sebenarnya, bagi yang sudah bisa backup dan migrasi sendiri, hal ini bukan masalah yang besar kok. Ketika paket hosting sudah akan habis dan biaya perpanjangan jauh lebih mahal, kita bisa dengan mudah memindahkan data website kita ke hosting baru.
  3. Jaminan Uptime:
    Cari penyedia hosting yang menuliskan jumlah 1 digit tambahan di belakang angka 99.9 dan memberikan jaminan uptime di atas 99,95%, karena itu berarti mereka memiliki komitmen positif untuk menjaga performa hostingnya dan peduli terhadap pelanggannya.
    Catatan: Tidak perlu terlalu terbawa emosi bila menjumpai hosting yang kita gunakan sedang down. Semua sistem, seperti layaknya manusia, tidak akan selalu bisa siaga 100% dalam performa terbaiknya setiap waktu. Memahami dan memaklumi ini adalah pilhan yang bijaksana.
  4. Lokasi Server
    Pastikan ini dekat dengan lokasi target audience kita. Ini demi mengurangi total load time dari pengakses website kita. Sebisa mungkin lokasi server berada di negara yang sama atau minimal dekat dengan negara lokasi target audience. Semakin dekat semakin baik. Misal, lokasi target audience kita berada di Indonesia, sebisa mungkin lokasi server hosting kita berada di Indonesia, atau Singapura.
    Walaupun ini bisa ‘kita akali’ dengan Cloudflare, tapi ada baiknya mengurangi jumlah pihak tempat kita bergantung kan? 😉
  5. Customer Support
    Ini penting sekali. Kita tidak bisa memprediksi kemungkinan error yang akan terjadi. Dan bila itu terjadi, memiliki customer support yang helpful dan responsif sangat wajib akan sangat membantu. Tidak harus yang standby 24 jam, tapi yang selalu siap membantu dan responsif di saat jam kerja.

Rekomendasi Memilih Hosting versi ThinkDigital

  1. Harga:
    Jangan tergiur dengan harga murah, walaupun itu hanya berupa promo yang bersifat sementara. Terutama untuk website-website yang memang kita kelola dengan serius. Hosting yang murah akan mengundang banyak massa yang beragam, sedangkan kita tidak bisa mengetahui standar pengamanan masing-masing akun dalam paket hosting tersebut. Terutama untuk shared-hosting.
  2. Kapasitas Penyimpanan:
    Jangan tergiur dengan kapasitas Hosting Unlimited. Semua tentu harus ada limitasinya.
    Kapastitas Hosting Unlimited biasanya mempunyai limitasi-limitasi lain yang seringnya tidak ditampilkan secara transparan. Limitasi yang umum biasanya berupa batasan jumlah inodes. Sayangnya, selain inodes, limitasi-limitasi yang lain seringnya tidak ditampilkan.

    Lebih baik memilih hosting dengan kapasitas terbatas tapi tidak ada limitasi untuk sepesifikasi lainnya. Dan yang terpenting, semua spesifikasi tertera dengan jelas di website penyedia hosting.
  3. Jenis Media Penyimpanan, Web Server, PHP Support, dan Database:
    Standar storage untuk hosting saat ini adalah SSD, dengan LiteSpeed Web Server, PHP Support hingga versi PHP 7 terakhir, dan sebisa mungkin, menggunakan MariaDB untuk database.
  4. CPU Core, RAM, I/O, IOPS, Bandwidth:
    Ini tergantung dari jenis script dan traffic dari website kita. Namun standar sederhana ini mungkin bisa dijadikan patokan.
    • CPU Core:
      Minimal 2 Core untuk Shared-Hosting, 1 Core untuk Semi-Dedicated Hosting, dan 0,5 Core untuk Dedicated Hosting.
    • RAM:
      Minimal 2GB untuk Shared-Hosting, 1GB untuk Semi-Dedicated Hosting, dan 0,5GB untuk Dedicated Hosting.
    • I/O, IOPS, dan Bandwith:
      I/O Minimal 1MB, IOPS 1.024, dengan bandwith Unlimited.
  5. Fasilitas Tambahan:
    Free sertifikat SSL, Installer Script, dan Backup (semakin dekat atau cepat frekuensinya semakin baik)

Cara Terbaik Untuk Menjatuhkan Pilihan

Yang perlu dipahami, spesifikasi tinggi tidak menjamin kecepatan dan performa hosting. Terutama untuk tipe shared-hosting. CPU Core yang tinggi, RAM dan Bandwidth yang besar atau bahkan unlimited, serta semua sepesifikasi lainnya itu tidak memberikan jaminan pada performa hosting.

Mengapa? Karena kita tidak bisa mengetahui detail alokasi spesifikasi tersebut untuk masing-masing akun hosting. Ini merupakan ‘rahasia dapur’ dari masing-masing penyedia hosting.

Ilustrasinya begini: Untuk shared-hosting, RAM sebesar 4GB yang digunakan oleh 100 orang, dengan RAM sebesar 1GB yang hanya digunakan oleh 10 orang, tentu yang terakhir akan memiliki performa yang jauh lebih baik.

Karena racikan admin server memiliki pengaruh yang sangat besar dalam menentukan performa hosting, cara terbaik untuk mengetahui bagus atau tidaknya (serta cepat atau tidaknya) dari suatu hosting adalah dengan mencoba sendiri.

Mayoritas penyedia hosting memberi kesempatan untuk trial selama 1 bulan, atau minimal, mereka memiliki opsi pembayaran bulanan. Kita bisa memanfaatkan itu untuk mencoba dan mencari hosting yang terbaik untuk website kita.

Kesimpulan

Dari penjabaran di atas, beberapa hal yang perlu diperhatikan saat akan memilih hosting adalah:

Tentukan kebutuhan situs web Anda: Pertimbangkan rata-rata atau estimasi jumlah pengunjung yang Anda harapkan, jumlah penyimpanan dan bandwidth yang Anda perlukan, dan jenis situs web yang akan Anda miliki.
Do your research: Cari ulasan tentang berbagai penyedia hosting, bandingkan fitur, harga, dan dukungan pelanggan.
Periksa spesifikasi dan fasilitas: Pastikan spesifikasi hosting sudah sesuai dengan kebutuhan website, dan memiliki fasilitas-fasiltas pendukung seperti security, proteksi, dan backup.
Cek lokasi server: Pastikan lokasi server berada di lokasi yang sama atau tidak jauh dengan target audiens website.
Cek reliability: Cari penyedia hosting yang menuliskan jumlah 1 digit tambahan di belakang angka 99.9 dan memberikan jaminan uptime di atas 99,95%, pastikan rekam jejak uptime-nya di berbagai forum atau media sosial.
Periksa semua Terms & Conditions: Pastikan Anda memahami persyaratan layanan dan biaya tambahan apa pun sebelum memilih.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *