Home Trending Search Menu

Living the Digital Life, Today

Indonesians are very digitally savvy. They are netizens in every sense of the word, with a need for constant connectivity, instant information, and a growing appetite for digital content.

McKinsey&Company Indonesia – Unlocking Indonesias Digital Opportunity (2016)

Hal pertama yang dilakukan oleh Arum, 24, saat ia baru terbangun dari tidurnya adalah memerika pesan dalam smartphone-nya. Bila tidak ada yang penting, ia menyempatkan untuk memeriksa berbagai akun media sosial, untuk mencari tau apa saja yang baru, baik tentang berita nasional, maupun sekedar update dari circle-friends yang dimilikinya.

Sebelum berangkat ke ke kuliah magisternya, Arum memastikan baik smartphone, tablet, dan juga laptop yang dimilikinya sudah masuk di tas. Tak lupa, ia memastikan powerbank juga sudah terbawa untuk memastikan konektivitasnya selama satu hari nanti.

Seharian, semua perangkat digital yang dimilikinya dipakai bergantian. Tablet untuk presentasi, Laptop untuk mengerjakan tugas-tugas, dan smartphone yang selalu ia periksa setiap waktu.

Saat sudah pulang ke rumah, malam sebelum tidur, tak lupa Arum melakukan hal yang sama seperti saat ia baru bangun di pagi harinya; memeriksa pesan di smartphone-nya.


Cerita di atas adalah ilustrasi kehidupan sehari-hari hampir semua orang saat ini. Nyaris relevan dengan fakta dalam kehidupan kita sehari-hari, bukan?

“Faster than anyone really expected, we have become fully immersed in a digital lifestyle. We would sooner leave our homes without our wallets than without our cell phones.”

Chris Shipley

Di tahun 2004, Chris Shipley menuliskan kalimat tersebut dalam artikel opininya yang dimuat di Network World. Judulnya: “Living the Digital Life, Today“.

Apa yang dikatakan oleh Chris Shipley 15 tahun yang lalu itu benar-benar terjadi saat ini. Tidak bisa dipungkiri, banyak dari kita yang kini lebih bisa pergi keluar rumah dengan nyaman tanpa membawa dompet daripada keluar rumah tanpa membawa telepon genggam.


Tulisan ini dibuat di penghujung tahun 2019, saat di mana nyaris semua manusia sudah sangat bergantung pada teknologi digital.

Telepon genggam yang dulunya sudah cukup membuat generasi 90’an bahagia dengan adanya teknologi sms dan kebisaan mengubah ringtone, kini sudah menjadi pusat dari aktivitas hidup hampir semua orang.

Bersanding dengan PC/Laptop dan Tablet, ketiganya adalah alat utama untuk menunjang aktivitas dan produktivitas sehari-hari.

Kemajuan teknologi digital memang sudah mempengaruhi banyak aspek kehidupan. Internet adalah katalis percepatan perubahan ini.

Banyak hal baik yang dibawa oleh kedua teknologi tersebut. Era digital, yang sering dianggap sebagai Revolusi Industri ke-empat, memang sudah mengubah setiap segi kehidupan sehari-hari. Dari mulai cara kita berkomunikasi, hingga cara kita mengambil keputusan.

Di sisi industri/bisnis, era digital ini sudah menciptakan pola-pola kerja baru hingga model bisnis yang mungkin belum pernah kita bayangkan sebelumnya. Disrupsi, sudah menjadi buzz-word yang sangat populer beberapa tahun terakhir ini.

Bukannya tanpa cela. Kemajuan yang terjadi di era digital juga turut memberi dampak negatif terhadap perilaku banyak orang.

Sifat serba cepat dan instant, membuat banyak orang tidak lagi terbiasa menunggu.

Kemudahan-kemudahan yang diberikan, juga membuat banyak dari kita yang lebih suka ‘melompat’, tanpa memberikan porsi lebih pada proses dan mempelajari dasar serta tahapan atas sesuatu hal.

Sejarah selalu menunjukkan bahwa mayoritas manusia tidak selalu bisa beradaptasi dengan baik dengan perubahan-perubahan yang ada. Terutama yang sifatnya terjadi dengan saat cepat. Era digital adalah salah satunya.

Kita memang sering ‘kalah’ menyikapi perubahan. Ketidakmampuan kita untuk menghentikan persebaran hoax, bahkan untuk sekedar memfilter arus informasi yang begitu deras, adalah contoh nyata dari ketidak-siapan kita menghadapi perubahan yang terjadi.

Banyak dari kita yang mengklaim diri sebagai digital savvy, tapi hanya menggunakan koneksi internetnya untuk kebutuhan social recognition saja, dan bahkan tidak mengenal fungsi quote dalam kolom pencarian google.


Terlepas dari hal-hal negatif yang dimilikinya, melalui artikel pertama dalam website ini, ThinkDigital mengajak Anda untuk merangkul perubahan-perubahan yang terjadi berkat perkembangan kemajuan yang ada dalam teknologi digital.

Akan ada banyak pembahasan di sini. Mulai dari Digital Life, hingga Digital Business dan Digital Marketing yang saat ini sangat mendominasi berbagai aspek dalam kehidupan kita sehari-hari.

Agar kita, bersama-sama, bisa mengambil manfaat terbaik dari era yang serba mudah dan cepat ini.

Enjoy!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *